Sabtu, 26 Maret 2016

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL DAN FULL ACCOUNTING INFORMATION



PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL DAN FULL ACCOUNTING INFORMATION

Mahasiswa dapat :
1.   Menjelaskan harga pokok variabel
2.   Membandingkan harga pokok variabel dan harga pokok penuh
3.   Memandingkan metode perhitungan
Sub Pokok Bahasan :
A.    Definisi harga pokok variable
B.     Definisi Full Accounting Information
C.     Perbandingan harga pokok variable dengan harga pokok penuh
D.    Harga pokok variable dan Evaluasi Kinerja Manajer
E.     Membandingkan metode perhitungan

A.    Harga Pokok Variabel
Penentuan harga pokok variabel (Variabel Costing) merupakan metode penentuan harga pokok produk yang membebankan unsur biaya produksi yang berifat variabel saja. Unsur biaya produksi bersifat tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produk melainkan sebagai unsur biaya periodik. Biaya periodik merupakan biaya yang lebih erat hubungannya dengan periode akuntansi dari pada dengan produk yangdihasilkan dan umumnya biaya periodik bersifat tetap.

1.      Keunggulan dan Kelemahan Variabel Costing
Sebagai salah satu metode dalam penentuan harga pokok produk, variable costing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Secara umum keunggulan variable costing adalah menutupi kelemahan full costing. Kelemahan utama variabel costing adalah tidak dapat digunakan untuk pelaporan pada pihak ekstern perusahaan. Berikut ini akan dikemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan variabel costing.
Keunggulan Variabel Costing
a.       Alat perencanaan operasi Rencana operasi atau rencana anggaran, meliputi semua aspek operasi dimasa yangakan datang yang dirancang untung mencapai sasaran laba yang telah ditetapkan. Dengan variabel costing lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan labayang telah ditetapkan. Tersedianya data tentang biaya variabel dan margin kontribusi memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan secara cepat mengenai persoalan-persoalan biaya yang dihadapi setiap hari.

b.      Penetapan harga jual Harga jual produk yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, tentu harga jual dapat bersaing dipasaran. Penentuan harga jual yang dapat bersaing bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Harga jual yang terlalu tinggi dapat berakibat kalahnya perusahaan dalam persaingan, sedangkan harga yang terlalu rendah dapat berakibat tidak tercapainya tujuan perusahaan yaitu tercapainya laba pada tingkat yang dikehendaki. Dengan variabel costing penetapan harga jual dapat lebih mudah dilakukan. Konsep margin kontribusi memudahkan perusahaan untuk menentukan harga jual yang dapat menutup biaya-biaya tetap seperti biaya gaji, biaya sewa, pajak dan lain sebagainya.

c.       Penentuan titik impas atau peluang pokok Bila margin kontribusi dan biaya tetap diketahui ada cara perhitungan yang sederhana untuk menentukan suatu keadaan perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi. Istilah keadaan yang demikian dikenal dengan peluang pokok atau impas atau Break Even.

d.      Alat pengendalian manajemen Laporan-laporan yang didaftarkan pada variabel costing jauh lebih efektif dari padafull costing untuk pengendalian manajemen. Hal ini disebabkan oleh karena laporan-laporan tersebut dapat dihubungkan secara lebih langsung dengan sasaran laba atau anggaran dalam periode yang bersangkutan. Penyimpangan dari standart yang ditentukan dapat lebih mudah diketahui dan lebih cepat dibetulkan. Selain itu dengan variabel costing dapat ditunjukan dengan jelas tanggung jawab sesuai dengan garis organisasi, pretasi individu daoat dievaluasi dari periode yang berjalan.

Kelemahan Variabel Costing
a.       Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan variable Untuk dapat diterapkan variabel costing, biaya semi variabel harus dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Secara teoritis memang tidak sulit namun dalam praktiknya tidak sepenuhnya dapat diterapkan.

b.      Tidak dapat diterima unuk pelaporan ekstern Dalam prinsip akuntansi indonesia 1984 (Ikatan Akuntan Indonesia) disebutkan bahwa “harga pokok barang yang diproduksi meliputi semua biaya bahan baku langsung yang dipakai, upah langsung serta biaya produksi tidak langsung, dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan”. Hal ini berarti bahwa untuk perhitungan dan pelaporan biaya produksi didasarkan pada konsep full costing.


Tujuan Penentuan  Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:

a.       Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.

b.      Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan.

Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing bertujuan sebagai berikut:

1.       Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan:
§  Perencanaan laba
§  Penentuan harga jual produk
§  Pengambilan keputusan oleh manajemen
§  Pengendalian biaya
                 2.   Untuk pihak eksternal
Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat pula digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:
·         Penentuan harga pokok persediaan
·         Penentuan laba
Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun atas dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

B.     Definisi Full Accounting Information

Full Acounting Information adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh dan seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi. Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan dan total biaya. Jika informasi akuntansi penuh berupa aktiva disebut dengan aktiva penuh (full assets).
Manfaat Full Acounting Information
Informasi akuntansi penuh bermanfaat bagi manajemen untuk:
1.      Pelaporan keuangan
2.      Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)
3.      Mengetahui biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu
4.      Penentuan harga jual dalam cost type contact
5.      Penentuan harga jual normal
6.      Penentuan harga transfer
7.      Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
8.      Penyusunan program
Klasifikasi Akuntansi Biaya Penuh (Full Acounting Information)
Akutansi biaya penuh dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
-. biaya penuh historis (historical cost) dan
-. biaya penuh masa yang akan datang (future estimate).

C.    Perbandingan harga pokok variable dengan harga pokok penuh
Full Costing
Yakni merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dikenal juga dengan  Absortion atau Conventional Costing.
Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada :
1.      Perhitungan harga pokok produksi dan
2.      Penyajian laporan laba-rugi.

Metode Full Costing
Harga Pokok Produksi :
Biaya bahan baku                                           Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                           Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap                           Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                       Rp.  xxx.xxx
Harga Pokok Produk                                       Rp.  xxx.xxx

Dengan menggunakan Metode Full Costing,
1.      Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
2.      Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya  terjadi.
Catatan :
Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

3.      Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)
4.      Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi saat produk yang bersangkutan dijual.
Variable Costing :
Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah : direct costing
Harga Pokok Produksi :
Biaya bahan baku                                              Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                              Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                          Rp.  xxx.xxx
Harga Pokok Produk                                          Rp.  xxx.xxx

Dengan menggunakan Metode Variable Costing,
1.      Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
2.      Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
3.      Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.


Penyajian Laporan Laba Rugi
Laporan Laba-Rugi

( Metode Full Costing )
Hasil penjualan                                                Rp.     500.000
Harga pokok penjualan                                   Rp.     250.000 -
Laba Bruto                                                      Rp.     250.000
Biaya administrasi dan umum                         Rp.       50.000 -
Biaya pemasaran                                             Rp.       75.000 -
Laba Bersih Usaha                                          Rp .    125.000
Ket :
Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.
Laporan Laba-Rugi
( Metode Variable Costing )
Hasil penjualan                                               Rp.  500.000
Dikurangi Biaya-biaya Variabel :
Biaya produksi variabel           Rp.  150.000
Biaya pemasaran variabel        Rp.    50.000
Biaya adm. & umum variabel  Rp.    30.000
Rp.  230.000
Laba kontribusi                                               Rp.  270.000
Dikurangi Biaya Tetap
Biaya produksi tetap                Rp.    100.000
Biaya pemasaran tetap             Rp.      25.000
Biaya Adm & umum tetap       Rp.      20.000
Rp.  145.000
Laba Bersih Usaha                                          Rp   125.000

D.    Harga pokok variable dan Evaluasi Kinerja Manajer
Manfaat Variabel Costing bagi Manajemen

a.       Variable Costing sebagai Alat Perencanaan Laba
Perencanaan Laba atau perencanaan operasi adalah rencana dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan yang dibagi dalam dua jenis rencana, yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Variable Costing bermanfaat dalam pembuatan rencana jangka pendek dengan memisahkan biaya variabel dan tetap dalam laporan rugi laba, sehingga akan diketahui Contribution Margin. Dengan kedua hal itu maka manajemen bisa merencanakan berapa laba yang akan diperoleh.

b.      Variable Costing sebagai Petunjuk Penentuan Harga Jual
Informasi Contribution Margin dari Variable Costing sangat membantu dalam menentukan harga jual yang kompetitive, karena Contribution Margin menunjukkan berapa kelebihan hasil penjualan dari biaya variabel, bisa diperhitungkan dengan mengalikan contribution margin/unit dengan jumlah penjualan.sedang biaya tetap akan tetap jumlahnya, oleh karena itu tertutup atau tidaknya tergantung jumlah CM yang didapat. Selisih antara CM dengan biaya tetap merupakan laba.

c.       Variable Costing untuk Pengambilan Keputusan Manajemen
Manajemen sering dihadapkan pada masalah pemilihan alternatif dimana alternatif-alternatif tersebut mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya laba perusahaan. seperti masalah memasuki pasar-pasar baru, perluasan usaha,memenuhi atau tidak pesanan khusus,membuat sendiri atau memesan bahan pembantu atau suku cadang tertentu. Masalah ini dapat dipecahkan dengan pertolongan analisis CM.

E.     Membandingkan metode perhitungan

 Full assets : informasi berupa seluruh aktiva
Full Revenues : informasi berupa seluruh pendapatan yang diperoleh
Full Costs : informasi berupa seluruh sumber/biaya yang dikorbankan

Perbedaan full accounting information, full cost dan full costing:
full accounting information: terdiri dari full assets, full revenues dan full costs
full cost: salah satu unsur dari full accounting information, total biaya yang bersangkutan dengan obyek informasi. Jika obyek informasi adalah produk, maka full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan produk tersebut. Perhitungan full cost suatu produk dipengaruhi oleh metode penentuan kos produk yang digunakan: full costing atau variable costing atau activity-based costing.
full costing:merupakan salah satu metode penentuan kos produk, yang membebankan seluruh biaya variabel maupun tetap.


Full costing dan variable costing merupakan metode penentuan kos produk konvensional, yang dirancang berdasarkan kondisi tekonologi manufaktur pada masa lalu. Dengan digunakannya secara luas teknologi informasi dalam proses pengolahan produk dan dalam pengolahan informasi keuangan, Activity based costing (ABC) menjadi alternative metode penentuan kos produk konvensional.

Perbedaan ketiga metode penentuan kos produk tersebut adalah:

FULL COSTING
VARIABLE COSTING
ABC
Biaya produksi
Biaya variabel
Unit-level activity cost
Biaya administrasi & umum

Batch-related activity cost
Biaya Pemasaran
Biaya Tetap
Product-sustaining activity cost


Facility-sustaining activity cost


Beda unsur biaya produk dalam pendekatan full costing, variable costing dan ABC:


Conventional costing method
Activity based costing
TUJUAN
Inventory valuation
Product costing
LINGKUP
Tahap produksi
Tahap desain, tahap produksi dan tahap dukungan logistik
FOKUS
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik
PERIODE
Periode Akuntansi
Daur hidup produk
TEKNOLOGI INFORMASI YANG DIGUNAKAN
Metode manual
Komputer, telekomunikasi

Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi, dan distribusi produk dalam lingkungan manufaktur maju adalah sebagai berikut:
Unit-level activity costs. Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang dihasilkan. Contoh biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya angkutan. Dibebankan berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Batch-related activity cost. Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh Setup costs, biaya angkutan bahan baku, biaya order pembelian, biaya inspeksi . Besar kecilnya biaya tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi.
Product-sustaining activity costs. Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Contoh biaya desain produk, desain proses pengolahan produk, biaya pengujian produk. Dibebankan berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut (product life cycle)
Facility-sustaining activity cost. Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh biaya depresiasi, biaya amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji karyawan kunci perusahaan. Dibebankan atas dasar taksiran unit produk yang dihasilkan pada kapasitas normal divisi penjual.