Kamis, 28 April 2016

Responsibilty Accounting : ROI, Investment Based,Other Assets dan Residual Income



Responsibilty Accounting : ROI, Investment Based,Other Assets dan Residual Income

Mahasiswa dapat :
Menjelaskan dan memahami  ROI, Investment based, Other Asset, Residual Income Sub

Pokok Bahasan :
Konsep ROI, Investment based, Other asset dan Residual income

Pembahasan

Responsibility Accounting


Untuk Pusat INVESTASI

Seandainya manajer DIVISI dapat mempengaruhi investasi dalam asset divisional yang dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah dianggap sebagai pusat investasi. Apabila manajer DIVISI tidak dapat mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, maka DIVISI tersebut sepantas diperlakukan sebagai pusat laba. ANAK-anak perusahaan biasanya dianggap sebagai pusat INVESTASI.
            Karena manajer pusat investasi memikul tanggungjawab atas aset yang ditanamkan dalam pusat investasi tersebut, maka sering dipakai ukuran KINERJA: TINGKAT KEMBALIAN INVESTASI (ROI) dan LABA RESIDU (Risidual Income).
Untuk mengilustrasikan aplikasi konsep akuntansi pertanggungjawaban pada pusat INVESTASI, perhatikan contoh berikut ini:

PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)

Divisi R
Divisi S
Divisi T
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
1.680.000
504.000
2.016.000
1.411.200
2.250.000
1.687.500
Laba BRUTO
672.000
604.800
562.500
Beban Operasi
462.000
352.000
337.500
Laba BERSIH
210.000
252.000
225.000

Berdasarkan LABA operasi divisional, Divisi S merupakan divisi perusahaan paling menguntungkan. Divisi T lebih menguntungkan dibandingkan divisi R.





Tingkat Pengembalian INVESTASI (Return On Investment)
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) aset yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi atau operasi yang akan datang. Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang kuliah di universitas.
Pengertian lain:  investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.

Sedangkan pengertian tingkat pengembalian INVESTASI (ROI) adalah sejumlah uang yang diperoleh investor sebagai keuntungan dalam investasi.  Definisi lain: ROI adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan atau berfungsi untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam mencari keuntungan.
KESIMPULAN: ROI adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki.

RUMUS untuk mencari ROI:
                     Laba Operasi Bersih
ROI = ----------------------------------------  x 100%
                Rata-rata Aktiva Operasi
 





Walaupun laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat investasi  yang bermanfaat, ukuran ini tidaklah mencerminkan jumlah asset yang ditanamkan dalam setiap investasi.

Sebagai contoh, tingkat pengembalian investasi untuk setiap Divisi PT. Daun Lontar berdasarkan nilai buku aktiva yang diinvestasikan adalah sebagai berikut:

PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)

Divisi R
Divisi S
Divisi T
Laba BERSIH
210.000
252.000
225.000
Aset Diinvestasikan
1.050.000
2.100.000
1.500.000
ROI
20 %
12 %
15 %

Dari data di atas walaupun Divisi S memperoleh laba operasi paling tinggi namun tingkat pengembalian investasinya (ROI) hanya 12% jadi kesimpulannya Divisi S paling tidak menguntungkan.

Pengendalian Tingkat Pengembalian Investasi (ROI):
Ada tiga cara bagi manajer pusat investasi untuk meningkatkan ROI:
1.   Manajer pusat investasi dapat memangkas biaya untuk meningkatkan rasio ROI.
2.   Manajer pusat investasi dapat mengurangi aktiva guna meningkatkan rasio ROI.
3. Manajer pusat investasi dapat meningkatkan omzet penjualan, dengan sendirinya dapat mengatrol laba bersih.

Keuntungan ROI:
1.  Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi focus bagi manajer investasi.
2.   Mendorong efisiensi biaya.
3.   Bisa mengurangi investasi yang berlebihan.

Kelemahan ROI:
1.  Demi meningkatkan rasio ROI supaya kinerjanya dianggap bagus manajer pusat investasi  (apalagi manajer pusat investasi berfikir dia tidak selamanya menjadi manajer Divisi X, paling dua tahun) dapat memangkas biaya yang dalam waktu jangka pendek tidak berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan tapi jangka panjang sangat merugikan perusahaan. Contoh: pemangkasan biaya iklan, pemotongan insentif salesman.
2.   Manajer pusat investasi bisa meningkatkan omzet penjualan dengan cara mengurangi harga jual tapi mengurangi kuantitas bahan dengan cara mengubah kemasan atau mengurangi kualitas bahan.

CONTOH soal:
Data berikut ini dari PT. DAUN Lontar tahun 2009:
-       Penjualan (100 unit x Rp 25.000)       Rp 2.500.000
-       Beban Operasi:
- Beban Gaji                                        Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp                Rp    500.000
- Beban Iklan                                      Rp    500.000
- Beban rupa-rupa                               Rp    250.000
-       Aset operasi rata-rata              Rp 1.250.000

Diminta:
1.   Hitung ROI PT. Daun Lontar tahun 2009!
      Hitunglah ROI jika dasumsikan tahun 2010:
1.   Manajer pusat investasi mampu meningkatkan unit yang dijual dari 100 unit menjadi 150 unit dan harga turun menjadi Rp 23.000 per unit dan beban iklan naik menjadi Rp 700.000 aset operasi yang digunakan tidak berubah.
2.  Manajer pusat investasi memangkas biaya iklan menjadi Rp 100.000  omzet penjualan dan asset operasi tetap !
3.   Manajer pusat investasi mengurangi asset operasi dari Rp 1.250.000 menjadi Rp 1.000.000, penjualan dan beban operasi tidak berubah.
     
JAWAB:




Tahun 2009:
     PT. Daun Lontar
   Laporan Laba-Rugi
         Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
            Penjualan (100 unit x Rp 25.000)                   Rp  2.500.000
            Beban Operasi :
- Beban Gaji                            Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp    Rp    500.000
- Beban Iklan                          Rp    500.000
- Beban rupa-rupa                   Rp    250.000
            Total Beban Operasi                           Rp 2.250.000  
            Laba Operasi                                       Rp    250.000
            ------------------------------------------------------------------------

                        Laba Operasi Bersih
    ROI = ----------------------------------------  x 100%
                     Rata-rata Aktiva Operasi


                              250.000
    ROI = ----------------------------------------  x 100%  = 20%
                           1.250.000

Tahun 2010:

1.
     PT. Daun Lontar
   Laporan Laba-Rugi
         Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
            Penjualan (150 unit x Rp 23.000)                   Rp  3.450.000
            Beban Operasi :
- Beban Gaji                            Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp    Rp    500.000
- Beban Iklan                          Rp    700.000
- Beban rupa-rupa                   Rp    250.000
            Total Beban Operasi                           Rp 2.450.000  
            Laba Operasi                                       Rp 1.000.000
            ------------------------------------------------------------------------


                            1.000.000
    ROI = ----------------------------------------  x 100%  = 80%
                            1.250.000




2.
     PT. Daun Lontar
   Laporan Laba-Rugi
         Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
            Penjualan (100 unit x Rp 25.000)                   Rp  2.500.000
            Beban Operasi :
- Beban Gaji                            Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp    Rp    500.000
- Beban Iklan                          Rp    100.000
- Beban rupa-rupa                   Rp    250.000
            Total Beban Operasi                           Rp  1.850.000  
            Laba Operasi                                       Rp  1.000.000
            ------------------------------------------------------------------------

                     
                            650.000
   ROI = ----------------------------------------  x 100% = 52%
                          1.250.000

3.
                            250.000
  ROI = ----------------------------------------  x 100% = 25 %
                         1.000.000



LABA Residu (Residual Income)
Laba Residu (Residual Income) pada hakekatnya adalah kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi bersih setelah dikurangi dengan biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih tersebut.  Jumlah minimal laba operasi yang dikehendaki ditentukan oleh manajemen berdasarkan faktor seperti biaya pendanaan kegiatan usaha perusahaan.  Laba residu dipakai untuk mengukur kinerja, maka tujuannya adalah untuk memaksimalkan jumlah laba residu, bukan untuk memaksimalkan keseluruhan angka ROI.

Rumus yang digunakan untuk mencari LABA residu:


Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat Pengembalian minimal X Aset Perusahaan)

Atau

Laba Residu = NOPAT – Biaya Modal (Tingkat Pengembalian minimal x asset)

NB; NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha sebelum bunga – Pajak)



 









Tingkat Pengembalian minimal adalah tingkat kembalian investasi minimum bisa ditentukan oleh manajer berdasarkan tingkat hasil investasi yang umum (layak) artinya besarnya harus lebih besar dari tingkat suku bunga deposito, atau sama dengan tingkat hasil pasar atau bisa dihitung berdasarkan teori biaya modal rata-rata.

Ketika laba residu positif, laba dari suatu investasi pada asset lebih besar dari ROI yang dikehendaki, maka investasi dianggap menjanjikan.  Laba residu negative mengindikasikan bahwa Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) tidak memadai untuk memenuhi jumlah minimal yang dikehendaki manajemen.  LABA residu memiliki keunggulan dibandingkan ROI, karena teknik ini mencegah kemungkinan manajer pusat investasi menolak kesempatan untuk menaikkan ROI dengan cara yang dapat diterima oleh perusahaan secara keseluruhan.

Keunggulan utama laba residu sebagai ukuran kinerja manajer adalah bahwa ukuran ini mempertimbangkan ROI maupun besarnya laba operasi yang didapat setiap divisi.


CONTOH:
Diasumsikan PT. Daun Lontar mematok  10% sebagai tingkat pengembalian investasi minimal atas asset divisional perusahaan. Laba residu divisi R, S dan T adalah sebagai berikut:

Divisi R
Divisi S
Divisi T
Laba Operasi Divisional
Dikurangi:
Jumlah minimal laba operasi divisional sbg persentase dari asset:
- Rp 1.050.000 x 10%
- Rp 2.100.000 x 10%
- Rp 1.500.000 x 10%
210.000




105.000
-
-
252.000




-
210.000
-
225.000




-
-
150.000
Laba RESIDU
105.000
42.000
75.000

Keterangan:
Divisi R mempunyai laba residu yang lebih besar dibandingkan dengan divisi lainnya walaupun mempunyai laba operasi yang lebih kecil. Hal ini karena diivisi R mempunyai lebih sedikit asset dibandingkan dengan divisi lainnya.

Contoh 2:
PT. Nusa satu memiliki total asset Rp 10.000 yang dibiayai dari utang jangka penjang Rp 6.000 dan dari modal sendiri Rp 4.000. Biaya utang jangka panjang 20%, biaya modal sendiri 24% dan pajak perseroan 40%.  Perhitungan laba-rugi pada akhir tahun adalah sebagai berikut:




Keterangan
(Rp)
Rasio (%)
Penjualan
15.000
100
Beban Pokok Penjualan
9.000
60
Laba kotor atas penjualan
6.000
40
Beban pemasaran
1.500
10
Beban administrasi
750
5
LABA OPERASI
3.750
25
Beban BUNGA (20% x Rp 6.000)
1.200
8
Laba sebelum pajak
2.550
17
Pajak perseroan (40% x 2.550)
1.020
7
LABA Bersih
1.530
8

Diminta : Hitunglah Laba Residu PT. Nusa Satu dengan rumus:
Laba Residu = NOPAT – Biaya Modal

 




NB:
-       NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha – Pajak)
-       Biaya Modal (persentase biaya modal rata-rata tertimbang x asset)


% Biaya modal rata-rata tertimbang (K) dapat dicari dengan rumus sbb:

K = K1 (1-T) (B/V) + K2 (S/V)  x 100%

Keterangan:
K1       = % biaya utang Jk Panjang
K2       = % biaya modal sendiri
1          = konstanta
T          = tarif pajak perseroan
B         = Utang Jk Panjang
S          = Modal sendiri
V         = asset yang digunakan

JAWAB:

Diketahui :
NOPAT = Rp 3.750 – (40% x 3.750) = Rp 3.750 – 1.500 = Rp. 2.250

Laba Residu = Rp 2.250 – ( ? % x 10.000)

K = K1 (1-T) (B/V) + K2 (S/V)  x 100%
K = 0,2(1-0,4) (6.000/10.000) + 0,24(4.000/10.000) x 100%
K = 0,2 x 0,6 x 0,6 + 0,24 x 0,4 x 100%
K = 0,072 + 0,096 x 100%
K = 0,168 x 100%
K = 16,8%

Jadi laba residunya:
Laba Residu = Rp 2.250 – ( 16,8 % x 10.000)
Laba Residu = Rp 2.250 – ( 1.680)
Laba Residu = Rp 570


SOAL Latihan:
            Suatu divisi mempunyai kesempatan untuk menginvestasikan dananya dalam dua proyek, yaitu proyek I dan proyek II.  Dua alternatif tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Keterangan
Proyek I
Proyek II
Investasi
10.000.000
4.000.000
Laba Operasi
1.300.000
640.000
ROI
13%
16%

            Divisi ini mempunyai aktiva operasi sebesar Rp 50.000.000 dan laba operasi sebesar Rp 7.500.000, sehingga besarnya ROI 15%.  Divisi tersebut menganggarkan dana sebesar Rp 15.000.000 untuk investasi baru. Kantor pusat mensyaratkan bahwa semua investasi baru harus dapat menghasilkan laba sebesar 10%.  Setiap modal yang tidak digunakan oleh divisi diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan tingkat laba 10%.
            Setelah dilakukan perhitungan maka manajer divisi mempunyai empat alternatif.
1. Investasi diproyek I saja sebesar Rp 10.000.000.
2. Investasi diproyek II saja sebesar Rp 4.000.000.
3. Investasi dikedua proyek sebesar Rp 14.000.000.
4. Tidak melakukan investasi dana tersebut (dana tersebut dikembalikan ke kantor pusat).

Pertanyaan:  Alternatif mana yang harus dipilih oleh divisi tersebut, jika menggunakan ROI dan analisis diferensial (perbedaan laba) ?

JAWAB:
Keterangan
1
2
3
4
Laba Operasi
8.800.000
8.140.000
9.440.000
7.500.000
Aktiva Operasi
60.000.000
54.000.000
64.000.000
50.000.000
ROI
14,67%
15,07%
14,75%
15%